MPASI Pertama Bayi Demam: Panduan Lengkap untuk Ibu

Sri Wulandari

Memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) untuk pertama kalinya adalah momen penting bagi setiap ibu. Namun, apa yang terjadi jika bayi Anda demam saat memasuki fase ini? Situasi ini tentu menimbulkan kekhawatiran dan kebingungan. Artikel ini akan membahas secara detail mengenai pemberian MPASI pertama pada bayi yang sedang demam, mengulas berbagai aspek yang perlu diperhatikan agar proses pemberian MPASI tetap aman dan efektif, sekaligus menjaga kesehatan bayi.

Demam pada Bayi: Mengenal Penyebab dan Gejalanya

Sebelum membahas pemberian MPASI, penting untuk memahami demam pada bayi. Demam merupakan respon alami tubuh terhadap infeksi atau penyakit. Suhu tubuh bayi di atas 38°C (diukur melalui rektal) umumnya dianggap sebagai demam. Berbagai penyebab demam pada bayi meliputi infeksi virus (seperti flu, batuk pilek), infeksi bakteri (seperti pneumonia, infeksi saluran kemih), infeksi telinga tengah, dan bahkan reaksi alergi.

Gejala demam pada bayi bervariasi, tidak hanya sekedar suhu tubuh yang tinggi. Bayi mungkin juga mengalami gejala lain seperti: lesu, rewel, kurang nafsu makan, muntah, diare, ruam kulit, batuk, pilek, dan kesulitan bernapas. Penting untuk memperhatikan keseluruhan gejala, bukan hanya suhu tubuhnya saja. Segera konsultasikan dengan dokter jika bayi Anda mengalami demam disertai gejala-gejala tersebut, terutama jika demam tinggi (di atas 39°C), berlangsung lebih dari 3 hari, atau disertai gejala yang mengkhawatirkan. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan menentukan penyebab demam serta memberikan pengobatan yang tepat.

Informasi yang ditemukan di berbagai sumber online seperti situs web Kementerian Kesehatan RI, IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), dan berbagai jurnal medis menekankan pentingnya diagnosis yang akurat sebelum memberikan pengobatan. Pengobatan sendiri dapat berbahaya dan menunda penanganan yang tepat.

BACA JUGA:   MPASI Kaya Protein Hewani: Benteng Pertahanan Terhadap Stunting

MPASI dan Sistem Imun Bayi: Kaitannya dengan Demam

Sistem imun bayi masih berkembang, sehingga mereka lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Pemberian MPASI bertujuan untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan bayi seiring pertumbuhannya dan memperkenalkan berbagai rasa dan tekstur makanan. Namun, saat bayi demam, sistem imunnya sedang bekerja keras melawan infeksi. Oleh karena itu, pemberian MPASI perlu disesuaikan dengan kondisi bayi.

Beberapa sumber menyarankan untuk menunda pemberian MPASI jika bayi sedang demam tinggi atau mengalami gejala lain yang signifikan. Hal ini bertujuan untuk menghindari beban tambahan pada sistem imun bayi yang sedang berjuang melawan infeksi. Memberikan makanan baru saat tubuh sedang melawan penyakit dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan seperti diare atau muntah, yang justru akan memperparah kondisi demam. Prioritaskan pemberian ASI atau susu formula untuk menjaga hidrasi dan asupan nutrisi bayi.

Menentukan Waktu yang Tepat untuk Memulai MPASI Kembali

Setelah demam bayi turun dan kondisinya membaik, perlu dipertimbangkan waktu yang tepat untuk kembali memulai MPASI. Tunggu hingga bayi benar-benar pulih, tidak hanya demamnya turun, tetapi juga nafsu makan dan aktivitasnya kembali normal. Jika bayi masih lesu, rewel, atau muntah, tunggu beberapa hari lagi sebelum mencoba memberikan MPASI kembali.

Konsultasikan dengan dokter anak Anda untuk menentukan waktu yang tepat. Dokter akan mempertimbangkan usia bayi, riwayat kesehatan, dan kondisi kesehatannya saat ini. Jangan terburu-buru memulai MPASI kembali hanya karena demam sudah turun. Prioritaskan pemulihan kesehatan bayi secara menyeluruh.

Jenis Makanan yang Tepat Saat Memulai Kembali MPASI

Saat memulai MPASI kembali setelah demam, pilihlah makanan yang mudah dicerna dan rendah alergen. Hindari makanan yang berlemak tinggi, pedas, atau mengandung banyak serat. Beberapa pilihan yang direkomendasikan meliputi:

  • Bubur beras putih: Mudah dicerna dan rendah alergen.
  • Pure buah pisang atau apel: Sumber kalium dan serat yang baik.
  • Pure sayuran seperti wortel atau kentang: Sumber vitamin dan mineral.
BACA JUGA:   Menu Makanan Bayi 9 Bulan Belum Tumbuh Gigi: Panduan Lengkap

Mulailah dengan satu jenis makanan baru pada satu waktu, dan amati reaksi bayi selama beberapa hari. Jika terjadi reaksi alergi seperti ruam kulit, diare, atau muntah, segera hentikan pemberian makanan tersebut dan konsultasikan dengan dokter. Perkenalkan makanan baru secara bertahap, dengan konsistensi yang sesuai dengan usia bayi.

Menyesuaikan Konsistensi dan Porsi MPASI

Konsistensi MPASI perlu disesuaikan dengan usia dan kemampuan bayi untuk menelan. Pada awal pemberian MPASI, konsistensi makanan sebaiknya halus dan lembut, seperti pure atau bubur. Secara bertahap, konsistensi makanan dapat ditingkatkan menjadi sedikit lebih kental sesuai dengan perkembangan bayi. Jangan memaksa bayi untuk makan jika ia menolak. Berikan porsi kecil dan amati responnya. Jika bayi menolak makan, jangan dipaksa. Coba lagi beberapa waktu kemudian.

Porsi MPASI juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Mulailah dengan porsi kecil, sekitar 1-2 sendok makan, dan tingkatkan secara bertahap seiring dengan pertumbuhan bayi. Perhatikan juga tanda-tanda kenyang pada bayi, seperti mengalihkan pandangan, menolak sendok, atau menutup mulut.

Pentingnya Konsultasi dengan Dokter

Sepanjang proses pemberian MPASI, terutama setelah demam, konsultasi dengan dokter anak sangat penting. Dokter dapat memberikan nasihat dan panduan yang tepat berdasarkan kondisi kesehatan bayi. Jangan ragu untuk menghubungi dokter jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan tentang pemberian MPASI setelah bayi demam. Mereka dapat membantu Anda menentukan waktu yang tepat untuk memulai kembali MPASI, memilih jenis makanan yang sesuai, dan memantau perkembangan bayi. Kesehatan dan kesejahteraan bayi adalah prioritas utama.

Also Read

Bagikan:

Tags