Susu formula bayi merupakan kebutuhan penting bagi sebagian besar bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Namun, harga susu formula yang terus meningkat menjadi beban berat bagi banyak orang tua, terutama bagi keluarga dengan pendapatan rendah atau menengah. Tingginya harga ini bukan tanpa alasan, berbagai faktor kompleks saling berkaitan dan berkontribusi pada mahalnya susu formula bayi. Memahami faktor-faktor ini sangat penting untuk mencari solusi dan meringankan beban finansial bagi para orang tua.
1. Komposisi dan Proses Produksi yang Kompleks
Susu formula bayi dirancang untuk meniru ASI sebisa mungkin, sehingga komposisinya harus memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang kompleks dan spesifik. Komponen utama susu formula, seperti protein whey dan kasein, lemak, karbohidrat (laktosa, maltodekstrin), vitamin, dan mineral, memerlukan proses pengolahan yang rumit dan terkontrol ketat. Proses ini meliputi ekstraksi, pemurnian, pengolahan, dan pencampuran bahan baku dengan presisi tinggi untuk memastikan kualitas, keamanan, dan nutrisi yang optimal. Penggunaan teknologi canggih serta pengawasan kualitas yang ketat turut meningkatkan biaya produksi.
Tidak hanya itu, beberapa susu formula juga diperkaya dengan nutrisi tambahan seperti prebiotik dan probiotik untuk mendukung kesehatan pencernaan bayi, asam lemak esensial seperti DHA dan ARA untuk perkembangan otak, dan nukleotida yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Penambahan nutrisi-nutrisi ini, meskipun bermanfaat, secara signifikan meningkatkan biaya produksi karena bahan baku yang digunakan biasanya lebih mahal dan kompleks proses pengolahannya.
Banyak produsen juga menggunakan bahan baku berkualitas tinggi dari sumber yang terjamin dan tersertifikasi untuk memastikan keamanan dan kualitas produknya. Hal ini tentu saja akan berdampak pada biaya bahan baku yang digunakan. Standar kualitas dan keamanan yang ketat, termasuk uji klinis dan sertifikasi, juga menambah beban biaya produksi.
2. Pemasaran dan Branding Produk
Industri susu formula bayi merupakan industri yang sangat kompetitif. Perusahaan-perusahaan besar berlomba-lomba untuk mempromosikan produk mereka dan membangun citra merek yang kuat. Strategi pemasaran yang agresif, termasuk iklan televisi, media sosial, dan sponsorship acara-acara bayi dan anak, memerlukan biaya yang tidak sedikit. Biaya pemasaran ini pada akhirnya akan dibebankan kepada konsumen melalui harga jual produk.
Selain itu, strategi branding yang menekankan kualitas, keunggulan produk, dan manfaat kesehatan tertentu juga berkontribusi pada harga jual yang lebih tinggi. Susu formula yang diklaim memiliki formula khusus untuk bayi prematur, bayi dengan alergi tertentu, atau bayi dengan kebutuhan nutrisi khusus, biasanya dihargai lebih mahal. Hal ini karena riset dan pengembangan formula khusus tersebut memerlukan investasi yang signifikan. Perlu diperhatikan bahwa klaim-klaim tersebut harus didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.
3. Regulasi dan Sertifikasi
Industri susu formula bayi diatur oleh regulasi yang ketat untuk menjamin keamanan dan kualitas produk. Persyaratan keamanan dan kualitas ini meliputi standar kebersihan produksi, pengujian mikrobiologi, dan analisis nutrisi yang harus dipenuhi oleh produsen. Proses memperoleh sertifikasi dan izin edar produk juga memerlukan biaya yang cukup besar dan waktu yang lama. Produsen harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh badan pengawas terkait di setiap negara, yang dapat bervariasi dari satu negara ke negara lain. Ini artinya, produsen harus melakukan adaptasi dan memenuhi persyaratan setiap negara dimana mereka ingin memasarkan produknya. Proses tersebut meningkatkan biaya keseluruhan dan berdampak pada harga jual produk.
4. Biaya Distribusi dan Logistik
Setelah proses produksi selesai, susu formula bayi perlu didistribusikan ke berbagai toko dan pasar. Biaya distribusi dan logistik meliputi biaya transportasi, penyimpanan, dan penanganan produk. Sistem rantai pasokan yang kompleks, termasuk penyimpanan yang terkontrol suhu dan sistem distribusi yang efektif, dibutuhkan untuk memastikan kualitas produk tetap terjaga selama proses distribusi. Biaya ini, termasuk biaya pengemasan dan pengiriman yang memastikan produk sampai ke tangan konsumen dalam kondisi baik, juga turut mempengaruhi harga jual produk.
5. Inflasi dan Faktor Ekonomi Global
Faktor-faktor ekonomi global seperti fluktuasi nilai tukar mata uang, inflasi, dan kenaikan harga bahan baku juga berpengaruh pada harga susu formula bayi. Kenaikan harga bahan baku utama, seperti minyak nabati, susu sapi, dan vitamin, akan langsung berdampak pada biaya produksi dan harga jual produk. Inflasi yang tinggi juga akan meningkatkan biaya operasional produsen, termasuk biaya tenaga kerja dan utilitas, yang pada akhirnya akan dibebankan kepada konsumen. Kenaikan harga energi dan bahan bakar juga berpengaruh signifikan pada biaya transportasi dan distribusi.
6. Kurangnya Subsidi dan Bantuan Pemerintah
Di beberapa negara, pemerintah memberikan subsidi atau bantuan finansial kepada keluarga berpenghasilan rendah untuk membeli susu formula bayi. Namun, di banyak negara lain, dukungan pemerintah untuk akses susu formula bayi yang terjangkau masih terbatas. Kurangnya subsidi dan bantuan pemerintah ini menyebabkan beban biaya pembelian susu formula bayi menjadi sepenuhnya ditanggung oleh keluarga. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan pemerintah yang lebih komprehensif untuk membantu keluarga berpenghasilan rendah dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bayi mereka. Program bantuan makanan dan subsidi susu formula bayi dapat membantu meringankan beban biaya yang harus ditanggung oleh keluarga tersebut. Selain itu, edukasi mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif juga perlu ditingkatkan untuk mengurangi ketergantungan pada susu formula bayi.