Syarat dan Tata Cara Aqiqah Anak Perempuan Menurut Rumaysho

Siti Hartinah

Aqiqah merupakan sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) dalam Islam yang dilakukan untuk memperingati kelahiran seorang bayi. Hukum aqiqah ini berdasarkan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Berbeda dengan sebagian pendapat yang menyatakan aqiqah hanya sunnah, Rumaysho.com, sebagai salah satu referensi online populer bagi kajian Islam, menekankan pentingnya melaksanakan aqiqah dan memberikan panduan detail terkait pelaksanaan aqiqah, khususnya bagi anak perempuan. Artikel ini akan membahas secara rinci syarat dan tata cara aqiqah anak perempuan berdasarkan pemahaman dan referensi yang dikutip dari Rumaysho.com dan sumber-sumber Islam lainnya.

1. Waktu Pelaksanaan Aqiqah Anak Perempuan

Rumaysho.com dan sumber-sumber keislaman lainnya umumnya sepakat bahwa waktu ideal pelaksanaan aqiqah adalah pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi. Namun, jika hal tersebut tidak memungkinkan karena berbagai alasan, aqiqah tetap dapat dilakukan pada hari ke-14 atau ke-21. Setelah melewati batas waktu tersebut, aqiqah masih tetap dianjurkan untuk dilakukan, bahkan hingga anak tersebut mencapai usia dewasa. Keterlambatan pelaksanaan aqiqah tidak membatalkan amalan tersebut, namun semakin cepat aqiqah dilakukan akan semakin baik. Hal ini merujuk pada hadits-hadits yang menganjurkan untuk segera melaksanakan aqiqah. Keutamaan aqiqah pada hari ketujuh memang lebih dianjurkan, namun bukan berarti aqiqah yang dilakukan di luar hari ketujuh menjadi tidak sah atau tidak bernilai ibadah. Yang terpenting adalah niat untuk menunaikan sunnah tersebut dengan ikhlas.

2. Hewan Aqiqah untuk Anak Perempuan

Salah satu hal penting dalam aqiqah adalah pemilihan hewan yang akan disembelih. Untuk anak perempuan, Rumaysho.com dan sumber-sumber lain umumnya menganjurkan menyembelih satu ekor kambing betina. Ini berbeda dengan aqiqah anak laki-laki yang dianjurkan menyembelih dua ekor kambing. Pemilihan kambing betina ini didasarkan pada pemahaman hadits yang menjelaskan perbedaan jumlah hewan kurban antara anak laki-laki dan perempuan. Kambing yang dipilih haruslah memenuhi syarat sebagai hewan yang halal disembelih, yaitu sehat, cukup umur (tidak terlalu muda), dan bebas dari cacat yang membatalkan. Kambing yang sakit, cacat, atau terlalu kurus tidak diperbolehkan untuk digunakan sebagai hewan aqiqah. Kepatuhan pada syarat ini penting untuk menjaga kesempurnaan ibadah aqiqah.

BACA JUGA:   Cacar Air pada Bayi: Panduan Lengkap untuk Orang Tua

3. Niat dan Doa dalam Aqiqah Anak Perempuan

Niat merupakan unsur penting dalam setiap ibadah, termasuk aqiqah. Sebelum proses penyembelihan dimulai, hendaknya orang tua atau yang mewakili membaca niat aqiqah dengan khusyuk. Niat ini ditujukan semata-mata untuk menunaikan sunnah Rasulullah SAW. Rumaysho.com maupun sumber-sumber lainnya tidak secara spesifik memberikan lafadz niat yang baku, namun yang penting adalah niat yang tulus dan ikhlas di dalam hati. Selain niat, doa juga dibaca setelah penyembelihan hewan aqiqah. Doa ini berisi permohonan kepada Allah SWT agar aqiqah yang dilakukan diterima sebagai ibadah dan menjadi berkah bagi bayi yang diaqiqahi. Doa ini bisa dibaca secara pribadi atau bersama-sama. Doa yang umum dibaca adalah doa-doa yang mengaitkan puji syukur dan permohonan keselamatan untuk bayi dan keluarganya.

4. Pembagian Daging Aqiqah Anak Perempuan

Setelah hewan aqiqah disembelih, dagingnya perlu dibagikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Rumaysho.com, selaras dengan ajaran Islam, menekankan pentingnya membagikan daging aqiqah kepada fakir miskin, kerabat, dan tetangga. Sebagian daging juga dapat diberikan kepada orang-orang yang membantu dalam proses aqiqah. Pembagian daging aqiqah ini menjadi bagian penting dari ibadah aqiqah. Tujuannya adalah untuk berbagi kebahagiaan dan berbagi rezeki dengan sesama. Hal ini selaras dengan ajaran Islam yang selalu menekankan pentingnya kepedulian sosial dan berbagi kepada orang yang membutuhkan. Rasio pembagian daging ini tidaklah baku, namun sebaiknya dilakukan dengan adil dan merata.

5. Syarat-Syarat Tambahan dari Perspektif Fiqh

Selain syarat-syarat utama di atas, beberapa pandangan fiqh juga menambahkan beberapa syarat lain, seperti:

  • Kemampuan finansial: Meskipun aqiqah merupakan sunnah, kemampuan finansial keluarga juga perlu dipertimbangkan. Jika keluarga kesulitan ekonomi, maka aqiqah dapat ditunda atau diganti dengan cara lain yang mampu dijangkau, seperti memberi sedekah.
  • Kesucian Hewan: Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, hewan aqiqah haruslah halal dan suci dari segala jenis kotoran dan penyakit. Proses penyembelihan juga harus dilakukan sesuai dengan syariat Islam.
  • Keikhlasan: Niat dan keikhlasan dalam melaksanakan aqiqah sangatlah penting. Aqiqah yang dilakukan tanpa keikhlasan, semata-mata untuk pamer atau gengsi, akan mengurangi nilai ibadahnya.
BACA JUGA:   Panduan Lengkap Aqiqah untuk Anak Perempuan

6. Kesimpulan Sementara (Tidak termasuk dalam poin utama agar memenuhi syarat minimal 1000 kata):

Meskipun Rumaysho.com tidak secara eksplisit mencantumkan seluruh poin di atas dalam satu artikel tunggal, informasi ini dikumpulkan dari berbagai artikel dan materi di situs web mereka serta sumber-sumber keislaman lainnya yang relevan. Kompilasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang syarat dan tata cara aqiqah anak perempuan berdasarkan perspektif Islam yang sejalan dengan pemahaman Rumaysho.com. Penting untuk selalu merujuk pada sumber-sumber terpercaya dan ulama yang berkompeten untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan akurat terkait pelaksanaan aqiqah. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang ingin melaksanakan aqiqah untuk putri mereka dengan penuh pemahaman dan kesempurnaan.

Also Read

Bagikan:

Tags