Imunisasi Anak: Panduan Lengkap Jenis, Jadwal, dan Manfaatnya

Dewi Saraswati

Imunisasi merupakan salah satu cara paling efektif untuk melindungi anak dari penyakit menular yang berbahaya. Vaksinasi bekerja dengan menstimulasi sistem kekebalan tubuh anak untuk menghasilkan antibodi terhadap kuman penyebab penyakit, sehingga anak terlindungi jika terpapar penyakit tersebut di kemudian hari. Penting untuk memahami jenis-jenis imunisasi yang tersedia, jadwal pemberiannya, dan manfaat yang didapat untuk memastikan kesehatan optimal anak. Artikel ini akan membahas secara detail berbagai jenis imunisasi anak, jadwal pemberiannya, serta potensi efek sampingnya.

Imunisasi di Masa Bayi (0-11 Bulan)

Masa bayi merupakan periode kritis dalam perkembangan sistem imun. Pada periode ini, bayi sangat rentan terhadap berbagai penyakit menular karena sistem kekebalan tubuh mereka belum berkembang sepenuhnya. Oleh karena itu, imunisasi di masa bayi sangat penting untuk melindungi mereka dari penyakit yang berpotensi fatal. Beberapa imunisasi yang direkomendasikan pada masa bayi antara lain:

  • Hepatitis B (HB): Vaksin Hepatitis B diberikan untuk melindungi bayi dari infeksi virus Hepatitis B yang dapat menyebabkan kerusakan hati permanen. Dosis pertama biasanya diberikan segera setelah lahir, diikuti dosis selanjutnya sesuai jadwal yang ditentukan oleh petugas kesehatan.

  • BCG (Bacillus Calmette-Guérin): Vaksin BCG melindungi bayi dari penyakit tuberkulosis (TBC), sebuah penyakit infeksi yang menyerang paru-paru. Vaksin ini umumnya diberikan pada bayi usia 0-2 bulan.

  • DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus): Vaksin DPT melindungi bayi dari tiga penyakit berbahaya: difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Vaksin ini diberikan dalam beberapa dosis sesuai jadwal yang direkomendasikan. Difteri dapat menyebabkan masalah pernapasan serius, pertusis dapat menyebabkan batuk hebat dan kesulitan bernapas, sementara tetanus menyebabkan kejang otot yang menyakitkan.

  • Hib (Haemophilus influenzae tipe b): Vaksin Hib melindungi bayi dari infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe b, yang dapat menyebabkan meningitis (radang selaput otak), pneumonia, dan infeksi lainnya yang serius.

  • Polio: Vaksin polio melindungi bayi dari penyakit polio, yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Terdapat dua jenis vaksin polio, yaitu vaksin polio oral (OPV) dan vaksin polio inaktif (IPV). Jadwal pemberiannya bervariasi tergantung kebijakan kesehatan masing-masing negara.

  • Pneumokokus: Vaksin pneumokokus melindungi bayi dari infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae, penyebab pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga tengah. Vaksin ini diberikan dalam beberapa dosis.

  • Rotavirus: Vaksin rotavirus melindungi bayi dari infeksi virus rotavirus, penyebab diare berat yang dapat menyebabkan dehidrasi.

BACA JUGA:   Panduan Komprehensif Jadwal Imunisasi untuk Anak Usia 2 Tahun

Imunisasi pada Anak Usia 12 Bulan – 5 Tahun

Setelah masa bayi, anak-anak tetap membutuhkan imunisasi lanjutan untuk mempertahankan perlindungan terhadap berbagai penyakit. Pada usia ini, beberapa vaksin booster diberikan untuk meningkatkan kekebalan tubuh, serta vaksin baru untuk penyakit lain yang mungkin belum diberikan sebelumnya. Imunisasi yang umum diberikan pada usia ini meliputi:

  • DPT (dosis lanjutan): Vaksin DPT diberikan sebagai dosis booster untuk memperkuat perlindungan terhadap difteri, pertusis, dan tetanus.

  • Hib (dosis lanjutan): Vaksin Hib juga diberikan sebagai dosis booster untuk memperkuat perlindungan terhadap infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe b.

  • Polio (dosis lanjutan): Dosis booster vaksin polio diberikan untuk menjaga kekebalan tubuh terhadap penyakit polio.

  • Campak, Gondongan, Rubella (MMR): Vaksin MMR melindungi anak dari tiga penyakit virus yang sangat menular: campak, gondongan, dan rubella. Vaksin MMR umumnya diberikan pada usia 12 bulan dan membutuhkan dosis lanjutan di usia sekolah dasar.

  • Varisela (Cacar Air): Vaksin varisela melindungi anak dari cacar air, penyakit virus yang sangat menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius pada beberapa kasus.

  • Influenza (Flu): Vaksin influenza diberikan setiap tahun, terutama bagi anak-anak dengan kondisi medis tertentu atau yang memiliki risiko tinggi terkena komplikasi flu.

Imunisasi pada Anak Usia Sekolah (6-11 Tahun)

Pada usia sekolah, anak-anak tetap membutuhkan perlindungan dari berbagai penyakit. Beberapa imunisasi booster dan imunisasi baru diberikan pada tahap ini. Imunisasi yang umum diberikan meliputi:

  • DPT (booster): Dosis booster untuk memperkuat perlindungan terhadap difteri, pertusis, dan tetanus.

  • MMR (booster): Dosis booster untuk memperkuat perlindungan terhadap campak, gondongan, dan rubella.

  • Varisela (booster): Tergantung kebijakan kesehatan, booster varisela mungkin diberikan.

  • HPV (Human Papillomavirus): Vaksin HPV melindungi dari infeksi virus HPV, yang dapat menyebabkan kanker serviks, kanker anus, dan kanker lainnya. Vaksin ini biasanya diberikan pada anak perempuan dan anak laki-laki pra-remaja.

  • Influenza (Flu): Vaksin influenza tahunan dianjurkan untuk anak usia sekolah.

BACA JUGA:   Imunisasi Anak 18 Bulan: Panduan Lengkap & Rekomendasi Terbaru

Imunisasi pada Remaja (12 Tahun ke Atas)

Pada usia remaja, beberapa imunisasi perlu diberikan untuk melindungi dari penyakit-penyakit yang mungkin muncul pada usia tersebut. Imunisasi ini meliputi:

  • HPV (Human Papillomavirus): Jika belum diberikan pada usia pra-remaja, vaksin HPV dapat diberikan pada usia remaja.

  • Meningokokus: Vaksin meningokokus melindungi dari penyakit meningitis yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis.

  • Influenza (Flu): Vaksin influenza tahunan direkomendasikan.

  • Tdap (Tetanus, Difteri, Pertussis): Vaksin Tdap adalah vaksin booster untuk tetanus, difteri, dan pertusis. Vaksin ini diberikan untuk remaja dan dewasa sebagai pengganti vaksin DPT.

Efek Samping Imunisasi

Walaupun sangat aman dan efektif, imunisasi dapat menyebabkan beberapa efek samping ringan seperti demam, nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan. Efek samping ini biasanya ringan dan hilang dalam beberapa hari. Efek samping yang lebih serius sangat jarang terjadi. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika anak mengalami efek samping yang mengkhawatirkan.

Jadwal Imunisasi dan Konsultasi Dokter

Jadwal imunisasi dapat bervariasi tergantung pada negara dan kebijakan kesehatan setempat. Penting untuk mengikuti jadwal imunisasi yang direkomendasikan oleh petugas kesehatan dan berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan anak mendapatkan imunisasi yang tepat dan sesuai dengan usianya. Dokter dapat memberikan informasi yang lebih rinci tentang jenis imunisasi yang dibutuhkan, jadwal pemberiannya, dan potensi efek sampingnya. Jangan ragu untuk menanyakan pertanyaan dan menyampaikan kekhawatiran Anda kepada dokter. Ketepatan dan kelengkapan imunisasi sangat penting untuk melindungi anak dari penyakit menular yang berbahaya dan membangun masa depan yang sehat.

Also Read

Bagikan:

Tags